Oleh Chef Yanto Budidarma
Founder Jogja International Culinary Academy ( JICA ) – Butcher Specialist
Instagram @yanto_budidarma
Sampai saat ini masih banyak yang bertanya-tanya mengapa nama burung yang berbadan besar ini disebut dengan Turkey, bukan dengan Indonesia atau Peru misalnya.
Menurut Reay Tannahil seorang pengamat sejarah makanan, pada abad ke-16 burung tersebut disebut dengan uexolotl dan sudah banyak dikonsumsi masyarakat Amerika Tengah. Pertama kali dibawa ke-Eropa oleh para pengembara bangsa Spanyol pada tahun 1500 an. Kemudian bangsa Turkey yang sering datang sebagai saudagar datang ke kota Sevilla – Spanyol, mereka membeli unggas tersebut dan mereka berdagang sampai Timur Tengah dan menyeberang hingga Inggris. Oleh orang Inggris burung unggas tersebut dinamakan “turkie-cocks”, dan lama kelamaan disebut dengan “turkeys”, sedangkan bangsa Turkey menyebut unggas tersebut dengan ”hindi”, karena mereka mengganggap unggas tu berasal dari India, dan orang Perancis menyebutnya dengan ”coq d’Inde” yang pada saat ini mereka menyebutnya dengan dinde atau dindon. Orang Jerman menyebut dengan ”indianische Henn” dan orang Itali menyebutnya dengan ”galle d’India” . Dan yang menarik orang India menyebut unggas itu dengan ”peru”.